Karawang, 4 November 2024 – Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) terus berkomitmen untuk memberdayakan perempuan Indonesia melalui berbagai program yang tidak hanya berbasis keilmuan, tetapi juga keterampilan fisik. Salah satunya, LDII baru-baru ini mengadakan Pasanggiri Pencak Silat Persinas ASAD khusus untuk wanita. Pasanggiri ini bertujuan untuk membekali dan memberikan semangat kepada wanita dengan kemampuan bela diri yang dapat meningkatkan rasa aman dan percaya diri dalam menghadapi berbagai situasi.
Pasanggiri Pencak Silat ini dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 3 November 2024 di AULA Roudlotuh Iliyyin Kecamatan Majalaya Karawang, dengan peserta yang terdiri dari berbagai latar belakang usia dan profesi. Kegiatan ini bukan hanya tentang teknik jurus, tetapi juga tentang membangun ketangguhan mental dan fisik, serta meningkatkan rasa percaya diri. “Kami ingin mengajarkan wanita untuk bisa mandiri dalam menjaga diri mereka sendiri, khususnya di lingkungan yang tidak selalu aman,” ujar Dewan Penasehat LDII, Sardini, dalam sambutannya.
Dalam pasanggiri ini, peserta dinilai berbagai teknik dasar Pencak Silat, seperti posisi bertahan, gerakan menghindar, dan cara mengatasi serangan. Selain itu, mereka juga diberikan pemahaman tentang pentingnya kesadaran situasional dan cara menghadapi situasi darurat. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan bekal kepada wanita agar dapat melindungi diri dalam keadaan apa pun, tanpa harus selalu bergantung pada orang lain.
Lebih dari itu, LDII juga ingin menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas antar wanita. Dalam pasanggiri ini, para peserta dilatih untuk saling mendukung dan membangun rasa percaya diri satu sama lain. “Dengan adanya komunitas seperti ini, diharapkan para wanita tidak hanya menjadi kuat secara fisik, tetapi juga mental dan sosial,” ungkap Wawan sebagai pelatih.
Pencak Silat, yang merupakan seni bela diri tradisional Indonesia, memiliki filosofi yang mendalam. Selain mengajarkan teknik bertahan, Pencak Silat juga menekankan pentingnya ketenangan dalam menghadapi tekanan dan ancaman. Hal ini sangat relevan dengan tujuan LDII yang ingin menciptakan wanita-wanita yang tidak hanya mampu bertahan dalam situasi fisik yang menantang, tetapi juga memiliki ketenangan dan kebijaksanaan dalam setiap keputusan yang diambil.
Pasanggiri ini mendapat sambutan positif dari banyak peserta. Salah satunya, Aryati Seni Pratiwi, seorang ibu rumah tangga yang mengikuti pasanggiri tersebut. “Saya merasa lebih percaya diri setelah mengikuti pasanggiri ini. Tidak hanya teknik bela dirinya, tetapi juga pengetahuan tentang bagaimana menghadapi situasi yang berpotensi membahayakan,” ujarnya.
Seiring dengan meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan, LDII berusaha untuk memberikan solusi konkret. Dengan membekali wanita dengan keterampilan bela diri, diharapkan mereka dapat merasa lebih aman dan mandiri dalam menjalani kehidupan sehari-hari. “Keamanan adalah hak setiap orang, termasuk wanita. Sebagai pelatih Kami ingin memberi kontribusi dalam mewujudkan keamanan tersebut,” kata Hernawan.
Selain itu, LDII juga menyadari bahwa pasanggiri Pencak Silat ini dapat meningkatkan partisipasi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia kerja dan sosial. Dengan memiliki keterampilan bela diri, wanita diharapkan lebih berani mengambil peran yang lebih besar dalam masyarakat. “Pasanggiri seperti ini membuka peluang bagi wanita untuk tidak hanya berperan di rumah tangga, tetapi juga di ranah publik dengan rasa percaya diri yang lebih tinggi,” tambah Joko.
Kegiatan ini tidak hanya terbatas pada pelatihan fisik, namun juga mencakup sesi motivasi dan pembekalan tentang pentingnya kesehatan mental. LDII mengajak peserta untuk menjaga keseimbangan antara tubuh yang sehat dan pikiran yang positif. “Kekuatan fisik dan mental sangatlah penting untuk menciptakan pribadi yang tangguh dan mandiri,” kata salah satu instruktur Pencak Silat, Joko Mistanto.
Sebagai penutup, Ketua Persinas Asad Kabupaten Karawang Dani Ahmad Sobari mengungkapkan bahwa LDII berencana untuk terus mengembangkan program-program pemberdayaan bagi perempuan, dengan fokus pada peningkatan kualitas hidup secara menyeluruh. “Pasanggiri seperti ini adalah bagian dari komitmen kami untuk menciptakan wanita Indonesia yang tidak hanya pintar dan cerdas, tetapi juga kuat dan mandiri dalam menghadapi tantangan zaman.”
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, LDII berharap dapat menjadi pionir dalam menciptakan perempuan Indonesia yang tidak hanya cakap secara intelektual, tetapi juga memiliki kemampuan fisik dan mental untuk menghadapi dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan. (Lines/Karawang)