BINCANG LITERASI, MAHASISWA LDII KARAWANG DORONG BUDAYA MEMBACA DI ERA DIGITAL
Karawang

BINCANG LITERASI, MAHASISWA LDII KARAWANG DORONG BUDAYA MEMBACA DI ERA DIGITAL

Karawang, 14 September 2025 – Dalam upaya meningkatkan budaya literasi di kalangan generasi muda, Himpunan Mahasiswa LDII Karawang (HIMAKA) menggelar kegiatan Bincang Literasi pada Minggu pagi di Gedung Serba Guna (GSG) Nasrullah, Cikampek. Kegiatan ini menjadi wadah diskusi dan refleksi mengenai pentingnya membaca di tengah dominasi media digital.

Dibuka langsung oleh Ketua DPD LDII Karawang, Asep Rahmat, acara berlangsung penuh antusiasme. Dalam sambutannya, Asep menekankan pentingnya literasi sebagai bekal generasi muda menghadapi masa depan.

“Generasi muda LDII harus memiliki wawasan luas yang disampaikan melalui karya-karya positif. Maka hari ini kalian dilatih untuk mampu mengambil intisari, kesimpulan, dan hikmah dari apa yang kalian baca. Jadilah suri teladan bagi generasi yang akan datang,” ujar Asep.

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber muda yang inspiratif, yakni Kayla Alam dan Prakas, yang membagikan pandangan mereka soal pentingnya membaca dan bagaimana literasi bisa menjadi alat perubahan sosial.

Menurut Kayla, setiap buku memiliki nilai, terlepas dari jenis dan temanya. “Tidak ada buku yang jelek karena itu buatan manusia. Yang penting, kita bisa mengambil intisari dari apa yang kita baca dan menerapkannya dalam kehidupan,” tuturnya.

Kayla juga menyoroti pentingnya berbagi akses terhadap buku. “Buku tidak seharusnya hanya dibaca dan disimpan sendiri. Biarkan buku itu dibaca oleh banyak orang, agar manfaatnya bisa dirasakan lebih luas,” tambahnya.

Sementara itu, Prakas menyampaikan bahwa apresiasi terhadap buku tidak cukup hanya dengan membaca, tapi juga dengan membagikan isinya.

“Cara mengapresiasi buku adalah dengan membagikan hikmah dari apa yang kita baca kepada orang banyak, sehingga bisa ikut memperbaiki keadaan dunia,” katanya.

Diskusi ini juga menyinggung tantangan literasi yang dihadapi generasi muda saat ini. Minat baca yang menurun, dominasi penggunaan gadget, serta minimnya budaya literasi di rumah dan sekolah menjadi isu utama. Buku seringkali hanya dijadikan alat belajar akademik, bukan sebagai sumber hiburan atau eksplorasi diri. Akibatnya, membaca dianggap sebagai kewajiban, bukan kebiasaan menyenangkan.

Di sisi lain, munculnya e-book, audiobook, dan platform digital seperti Wattpad, Storytel, hingga Kindle, memberikan harapan baru bagi tumbuhnya kembali minat baca di kalangan muda. Komunitas literasi digital pun mulai berkembang, meski belum sebanding dengan masifnya konsumsi konten hiburan.

Melalui kegiatan Bincang Literasi, mahasiswa LDII Karawang berharap dapat menjadi agen perubahan yang mendorong semangat membaca di era serba cepat ini. Budaya literasi yang kuat diyakini dapat membentuk generasi muda yang berpikir kritis, kreatif, dan berakhlak baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *