Depok (3/2) – PC LDII Pancoran Mas Depok di bawah koordinasi DPD LDII Bidang Pemberdayaan Keluarga menggelar pengajian untuk pasangan suami istri (Pasutri) yang berusia pernikahan di bawah sepuluh tahun. Acara tersebut dilaksanakan di Masjid Baitul Ihsan, Pancoran Mas, Kota Depok, pada Minggu 2 Februari 2025.
Ketua PC LDII Pancoran Mas, Teguh Ariyadi, menjelaskan bahwa usia pernikahan 1 hingga 10 tahun rentan terhadap konflik. “Usia pernikahan 1-10 tahun itu rawan sekali konflik dan kalau kita lihat di Pengadilan Agama Depok itu banyak sekali pengajuan gugatan perceraian, karena itu kami berinisiatif mengadakan acara ini sehingga konflik itu bisa lebih kita tekan dan minimalisir,” ujarnya.
Dengan mengusung tema “Aku Kau dan Janji Kita” diharapkan dapat membantu pasangan suami istri muda untuk mengingat kembali komitmen yang telah dibuat saat menikah. “Bagaimana pada saat itu mengikat janji satu dengan lainnya, akan menikah, akan hidup semati, jadi harapannya dengan janji itu mereka akan mengingatnya sehingga konflik bisa berkurang,” tutur Teguh.
Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk menciptakan keluarga yang harmonis dan langgeng sehingga ibadah bisa berjalan lancar dan masa depan keluarga dapat melahirkan anak-anak yang sholeh dan sholehah.
Acara yang dihadiri oleh puluhan paserta itu diisi dengan kegiatan games, hadiah dan ilmu bermanfaat dengan menghadirkan narasumber Konsultan Rumah Tangga, Rino Amri, yang memberikan pemaparan seputar dinamika rumah tangga.
Pemateri, Rino Amri, menyampaikan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi pasangan suami istri di bawah usia 10 tahun adalah mengelola emosi. “Tantangan dalam menahan amarahnya karena egonya masih besar. Dari transisi dia ‘falling in love’ menunjukkan ‘conditional love’ itu biasanya labil dari sisi emosi, jadi bagaimana ia mengatasi emosinya, bisa mengenali dirinya lebih baik,” katanya.
Di era digital ini, ia berpesan bahwa pasangan untuk tidak terpengaruh oleh informasi yang beredar di luar rumah tangga. “Proses seleksi informasi yang datang sangat penting. Jangan sampai masalah rumah tangga diekspos di media sosial karena itu bisa memicu perbandingan dengan rumah tangga orang lain,” ungkap Rino.
Sementara itu, salah satu peserta, Reta, mengungkapkan kesan positifnya terhadap acara ini. “Luar biasa, bersyukur senang juga bahwa ternyata ada momennya kita (pasutri) bisa saling menguatkan, saling memotivasi, yang mana mudah-mudahan bisa memperlancar ibadah dan saling mendoakan untuk menuju surga,” tutup Reta.